Mercusuar

Mercusuar

Selasa, 21 September 2010

Dinamika Korupsi dan Eksistensinya di Indonesia



Dinamika Korupsi dan Eksistensinya di Indonesia
Indonesia dengan populasi penduduk sekitar 234,2 juta jiwa (2010) dan mempunyai kekayaan alam yang sangat melimpah bahkan menempati urutan 3 teratas di dunia masih saja tergolong sebagai Negara berkembang, seharusnya dengan potensi SDA yang sangat melimpah ini rakyat Indonesia sudah hidup dalam kemakmuran dan kesejahteraan tapi kenyataannya hal tersebut masih jauh dari harapan, rakyat Indonesia masih banyak yang hidup dibawah garis kemiskinan dan mempunyai taraf hidup yang rendah dibanding Negara-negara tetangga seperti Malaysia, Singapore dan Brunei Darussalam. Pertanyaannya mengapa hal itu bisa terjadi? Banyak factor yang mempengaruhi hal tersebut diantaranya:
1. Taraf pendidikan yang rendah, hal ini menyebabkan output dari pendidikan Indonesia mempunyai kualitas yang rendah atau menghasilkan SDM yang rendah.
2. Kualitas SDM yang rendah, hal ini menyebabkan bangsa Indonesia belum mampu mengelola SDA yang melimpah sehingga banyak sector-sektor yang strategis seperti bidang pertambangan yang dikelola perusahaan asing dan cenderung dikuasai pihak asing.
3. Perusahaan asing, dengan dikuasainya potensi-potensi alam Indonesia oleh pihak asing itu artinya kita menyerahkan kekayaan alam kita kepada pihak asing sehingga kurang dinikmati oleh bangsa Indonesia itu sendiri. Hal itu menyebabkan kemisikinan merajalela dan tingkat kriminalitas tinggi.
4. Korupsi Kolusi dan Nepotisme, ini merupakan penyakit bangsa Indonesia yang sangat kronis dan sangat berbahaya dampaknya bagi kelangsungan hidup rakyat Indonesia.
Nah, disini kita akan membahas dinamika korupsi dan eksistensinya di Indonesia. Mendengar kata korupsi kita langsung mendeskripsikan sesuatu yang berhubungan dengan uang dan jabatan, hal itu benar sekali karena korupsi identic dengan jabatan dan uang, sebelum kita membahas korupsi kita terlebih dahulu harus mengetahui apa itu arti korupsi, korupsi adalah suatu cara pengambilan hak rakyat oleh pemegang jabatan baik dalam bentuk materi maupun jasa dengan jalan yang tidak dibenarkan dan tidak adil, itu adalah pengertian korupsi dalam makna yang sederhana, memang tidak semua pejabat melakukan korupsi tetapi kebanyak pejabat di Indonesia melakukan korupsi hanya segelintir pejabat saja yang ikhlas dan jujur (I really respect to them) mengemban amanah rakyat dan terselamatkan dari kenistaan korupsi.
Korupsi sepertinya telah mengakar dikehidupan bangsa Indonesia sejak lama, bahkan “prestasi” korupsi Indonesia tidak pernah menurun bahkan cenderung naik dari tahun ke tahun dan selalu menempati 3 besar peringkat Negara terkorup di dunia, sungguh sangat ironis ketika menerima kenyataan bahwa Indonesia merupakan salah satu Negara terkorup di dunia karena lebih dari 85 % penduduk Indonesia pemeluk agama islam, agama yang mengajarkan tata cara berkehidupan dengan sangat sempurna dan terdapat pelarangan-pelarangan salah satunya adalah pelarangan untuk mengambil hak orang lain dan bisa dikiaskan menjadi pelarangan untuk berbuat korupsi. Terus ketika kita menerima kenyataan ini siapa yang harus disalahakan? Kita tidak perlu mencari siapa yang salah tetapi kita harus berpikir bagaimana caranya untuk membasmi korupsi dan koruptor(laknatullah ‘alaihaim) sehingga eksistensinya bisa ditekan dan kalau bisa dibersihkan dari bumi pertiwi, karena dampak dari korupsi itu sendiri sangat berbahaya, korupsi dapat menyebabkan pembangunan disemua lini tidak merata baik pembangunan infrakstuktur, moral, pendidikan, ekonomi, social, dll. Kita dapat mengambil contoh, misalnya terdapat pembangunan pendidikan yaitu membangun infrakstuktur sekolah, dalam pembangunan infrakstruktur sekolah para pengusaha yang bertarung untuk memenangkan tender harus mendekati para pejabat bahkan adapula para pengusaha yang menyuap para pejabat sehingga tender dapat dimenangkan oleh pengusaha tersebut, ada dua cara untuk memenangkan tender di Indonesia, yang pertama keluarga dekat pejabat dan yang kedua harus melakukan penyuapan. Hal ini menyebabkan pemegang tenderpun harus bekerja sesuai perintah pejabat, dalam artian dana yang dikeluarkan untuk membangun infrakstruktur sekolah harus seminimal mungkin sehingga terdapat sisa yang bisa dinikmati pemegang tender dan pejabat, contohnya suatu gedung terpampang dipapan pembangunan 900 juta tapi dalam realisasinya hanya menghabiskan dana sekitar 300 juta dan sisanya bisa dibagi-bagi dan dimasukan ke rekening pribadi para oknum pejabat(hal itu sudah masuk kategori TIPIKOR)(tapi kenapa masjid sekolah tidak dibangun-bangun?), dan timbullah bangunan yang asal jadi dan kualitasnya rendah dan membahayakan bagi siswa yang menggunakan gedung tersebut karena kualitas bangunan yang rendah dengan tingkat keamanan yang rendah pula(karena sewaktu-waktu gedung dapat roboh). Contoh lain dari dampak negative yang ditimbulkan korupsi adalah dibidang politik, kehidupan politik di Indonesia yang menggunakan system demokrasi syarat dengan korupsi, kolusi dan nepotisme. Hal tersebut tidak bisa lagi kita pungkiri karena memang kondisi real kehidupan politik di Indonesia seperti itu meskipun pandangan dunia internasional terhadap kehidupan demokrasi Indonesia cukup baik bahkan Indonesia sekarang menjadi salah satu Negara dengan tingkat demokrasi tertinggi di dunia, tapi apakah itu sesuai dengan kondisi real masyarakat kita? Apa benar kehidupan demokrasi di Indonesia telah berjalan dengan baik? Jawabannya tidak, karena meskipun Indonesia seolah-olah telah menjalankan system demokrasi yang baik, pada kenyataannya demokrasi kurang berjalan dengan baik, kita ambil contoh kehidupan politik khususnya dalam pemilu di Indonesia. Pemilu Indonesia memang seolah-olah dipilih oleh rakyat secara langsung tapi pada dasarnya sebagian besar rakyat Indonesia tidak menggunakan hak pilihnya sesuai hati nurani dalam pemilu, karena sebagian besar rakyat Indonesia cenderung dimobilisasi oleh pihak-pihak tertentu yang menggunakan umpan berupa uang atau bisa kita sebut sebagai money politic, budaya politik di Indonesia sungguh sangat memprihatinkan karena nilai-nilai luhur politik Indonesia sudah bergeser dan menyimpang jauh, dalam pemilu legislative di Indonesia sekarang, yang akan menjadi wakil rakyat di Indonesia adalah orang-orang berduit bukan lagi orang-orang yang cerdas dan jujur(siapa yang berduit dia akan menjadi wakil rakyat), dan nilai politik lainnya yang bergeser adalah budaya money politic di masyarakat kita, kita dapat memaklumi jika masyarakat kalangan bawah Indonesia mudah dimobilisasi dan mudah terayu oleh rayuan gombal money politic, karena memang kondisi ekonomi masyarakat kita rendah dan hanya memikirkan bagaimana caranya untuk medapat sesuap nasi untuk esok hari, jadi ketika ada ajakan untuk memilih seseorang dalam pemilu yang pertama kali mereka tanyakan adalah “ada uangnya tidak?” bukan lagi menanyakan bagaiamana kualitas seorang caleg dan bagaiamana akhlaknya, akhirnya terjadilah hukum baru dalam politik Indonesia yaitu “siapa yang berduit maka akan jadi pemimpin”, dan ketika seorang caleg yang berduit tersebut terpilih menjadi seorang pemimpin, pemimpin tersebut berpikir bagaimana caranya untuk mengembalikan uangnya dalam pemilu kemarin, akhirnya timbullah korupsi, karena mereka memandang hal itu wajar(lah wong duit gua udah dimakan mereka jadi sekarang gantian donk), sehingga terjadilah penyimpangan-penyimpangan dan orientasi para pemimpin tersebut adalah bagaimana saya dan keluarga saya menjadi kaya, bukan berpikir bagaimana caranya membangun negeri tercinta kita ini menjadi negeri yang maju dan bermartabat(coba donk sadar niatkan fii sabilillah bukan menuruti hawa nafsumu)toh ketika negeri kita maju kita sebagai anak bangsa akan senang dan kita tidak akan melihat lagi para gelandangan di Indonesia. Ironis memang Indonesia sudah merdeka 65 tahun yang lalu dan mempunyai SDA melimpah tapi masih saja berbicara kemiskinan dikemanakan kekayaan alam kita? Tidakkah untuk rakyat Indonesia? Ayo bung kita harus bangkit dari keterpurukan ini, kita harus berantas korupsi di Indonesia karena korupsi adalah biang kerok terbesar yang menyebabkan Indonesia menjadi miskin dan menimbulkan pembangunan disemua lini menjadi tidak balance, semoga para pemimpin yang melakukan korupsi di Indonesia dapat dibukakan pintu hatinya dan sadar akan tugas, amanah dan tanggung jawabnya sebagai pemimpin sehingga kita dapat melhat Indonesia yang maju baik dibidang ekonomi, pendidikan, moral, politik, budaya,dll.semoga hal ini dapat bermanfaat bagi kita semua, mohon maaf bila banyak terdapat banyak kesalahan atau ada salah satu pihak yang tersinggung, hal itu bukan berarti mencerca tapi semata-mata untuk memperingati hal-hal yang mungkin tidak baik untuk dilakukan.thanks very much…!!!!!